Oleh : 1. Al-Fina Nuraeni 2. Hana Khoirun Nisa Universitas Pamulang
Satubanten.com- Kepribadian (personality) merupakan kombinasi antara karakteristik mental dengan stabilitas fisik yang menjadi identitas pada individu. Kepribadian merupakan sifat alami yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk melakukan interaksi dengan orang lain.
Setiap manusia pada dasarnya pasti memiliki kepribadian yang baik dan buruk. Individu yang memiliki kepribadian yang baik adalah individu yang berkarakter kuat, hal tersebut dapat diartikan sebagai seseorang yang tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain karena memiliki prinsip yang kuat. Sedangkan, individu yang memiliki kepribadian yang buruk adalah individu yang memiliki sifat-sifat yang buruk. Sifat-sifat tersebut kemudian dapat mempengaruhi kondisi pikiran dan hati yang dipenuhi oleh prasangka buruk.
Akibatnya, hal tersebut kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku yang tidak baik. Dulu Kepribadian menurut Hippocrates muncul dari kombinasi cairan tubuh kalau dizaman sekarang para peneliti psikologi kepribadian itu datang karena genetik, lingkungan dari dua aspek tersebut saling berkesinambungan. Lingkungan dari faktor pertama eksternal seperti keluarga misalnya di ajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat.
Faktor kedua, karena teman-teman merupakan komponen yang cukup penting dalam pembentukan kepribadian karena kita akan banyak berinteraksi. Kepribadian bisa diubah karena adanya faktor eksternal, pengalaman bisa berpengaruh terhadap kepribadian.
Dasar-dasar Kepribadian
1. Sifat Dasar : Potensi yang diwariskan oleh orang tua kepada anaknya.
2. Lingkungan Pranatal : Lingkungan dalam kandungan seorang ibu. Manusia secara tidak langsung sudah dapat pengaruh dari ibunya. Misalnya ketika seorang ibu memiliki nutrisi yang cukup baik maka hal tersebut akan dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan sang anak.
3. Perbedaan Perorangan : Perbedaan yang ada dalam setiap individu meliputi perbedaan ciri-ciri fisik, emosional, mental, dan sosial.
4. Lingkungan : Alam berkaitan dengan flora, fauna, iklim; lingkungan budaya berkaitan dengan adat istiadat, nilai, norma, pandangan hidup; lingkungan sosial berkaitan dengan pengaruh manusia lain.
5. Motivasi : Kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang mendorong nya untuk melakukan sesuatu.
Ada beberapa gaya komunikasi, yaitu submisif, agresif, dan juga asertif. Namun, yang akan penulis bahasa pada artikel ini adalah mengenai perilaku asertif. Perilaku asertif merupakan terjemah dari istilah assertif yaitu Assertiveness/Assertion yang diartikan antara titik tengah dengan perilaku non asertif dan perilaku agresif. Orang yang memiliki perilaku asertif yang berependapat didalam orientasi tersebut cenderung memiliki kepercayaan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat yang sebenar-benarnya tanpa merasa takut, beromunikasi dengan orang lain secara lancar. Dan sebaliknya orang yang kurang asertif mereka yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: terlalu mudah mengalah/lemah, mudah tersinggung/cemas, kurang yakin pada diri sendiri, sukar mengadakan komunikasi dengan yang lain.
Menurut Triyono dan Mastur (2014) Asertif adalah karakteristik kepribadian interpersonal dimana individu yang memilikinya mampu menyatakan pendapatnya, idenya, kekrtitisannya, perasaannya dengan cara-cara yang tidak menyakiti hati orang lain. Dapat kita simpulkan bahwa perilaku asertif adalah kejujuran, yaitu cara hidup atau bentuk komunikasi yang berlandaskan kepada kejujuran dari hati yang paling dalam sebagai bentuk penghargaan orang lain, dalam cara-cara yang positif dan menetap, yang memiliki ciri dengan kemampuannya untuk mengekspresikan diri tanpa menghina, melukai, mencerca, menyinggung, atau menyakiti perasaan orang lain, serta dapat mengendalikan perasaan sendiri tanpa takut dan marah.
Individu yang memiliki sikap dan perilaku asertif dapat bersosialisasi dan menjalin hubungan yang baik dengan lingkungannya, sehingga terhindar dari munculnya ketegangan serta perasaan tidak nyaman akibat memendam dan menyimpan sesuatu yang ingin disampaikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berperilaku asertif merupakan suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan terhadap orang lain namun dengan tetap menghargai hak-hak perasaan pihak lain. Perilaku asertif mengandung suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung antara lain mengatakan hak-hak pribadi, berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebut, melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi. Seseorang yang dikatakan bersikap tidak asertif jika ia gagal mengekspresikan perasaan pikiran, dan pandangan atau keyakinan nya atau jika orang tersebut mengekspresikan nya sedemikian rupa hingga orang lain malah memberikan respons negatif.
Menurut Ratna (2013) terdapat beberapa ciri yang dapat dilihat dari seorang individu yang asertif antara lain :
1) Mampu mengemukakan pendapat dan pikiran
2) Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka
3) Mampu memulai, melanjutkan serta mengakhiri suatu pembicaraan yang baik
4) Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain
5) Mampu mengajukan permintaan serta bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan
6) Dapat mengekspresikan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan dengan cara yang tepat
7) Mempunyai sikap dan cara pandang yang aktif terhadap kehidupan
8) Menerima keterbatasan yang ada dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk
mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin.
Menurut Christoff dan Kelly (2019) terdapat tiga kategori dari perilaku asertif yaitu : (1) asertif penolakan, (2) asertif pujian, (3) asertif permintaan.
Asertif penolakan ditandai dengan ucapan untuk memperhalus seperti kata maaf. Asertif pujian ditandai oleh kemampuan untuk mengeskpresikan perasaan positif seperti menghargai, menyukai, mencintai, mengagumi, memuji dan bersyukur. Sedangkan, asertif permintaan terjadi ketika seseorang meminta tolong orang lain melakukan sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai, tanpa tekanan atau paksaan.
Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki sikap asertif yaitu orang yang berani mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta tidak menolak permintaan yang tidak beralasan. Sikap asertif bukan berati sorang tersebut dapat bebas berbuat sesuatu yang diinginkan nya didalam asertif juga terkandung berbagai pertimbangan positif mengenai baik atau buruknya suatu sikap atau perilaku yang akan ditentukan. (Sbs/
Comments are closed.