Satubanten.com – Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk mendorong rantai pasok dan optimalisasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang melibatkan IKM di Indonesia, Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM) agar masuk dalam rantai pasok perusahaan besar di Indonesia.
Salah satu langkah yang dilakukan Astra melalui YDBA, yaitu dengan terlibat dalam kegiatan Link & Match yang digelar Kementerian Perindustrian RI serta Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) beberapa waktu lalu di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, YDBA diwakili Ketua Pengurus, Sigit P. Kumala bersama 16 Perusahaan Tier 1 PT Astra Honda Motor serta 32 IKM bidang manufaktur binaan YDBA menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) / perjanjian kerjasama terkait program pembinaaan & fasilitasi akses pemasaran IKM.
Dalam perjanjian tersebut, perusahaan tier 1 akan membeli produk IKM binaan YDBA yang telah memenuhi standar quality, cost dan delivery (QCD) yang diberikan oleh perusahaan tier 1 tersebut, sedangkan IKM dapat membuat produk berdasarkan QCD yang ditetapkan. YDBA sendiri berperan memberikan pembinaan manajemen kepada IKM yang terlibat untuk mendukung IKM tersebut menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh perusahaan tier 1.
Turut menyaksikan dalam proses penandatanganan MoU, yaitu Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita; Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN), M. Arsjad Rasjid P.M. serta Direktur PT Astra International Tbk, Gita Tiffani Boer.
Gita Tifani Boer dalam sambutan acara ini, menyampaikan bahwa kerjasama ini menjadi salah satu bagian dari kontribusi sosial berkelanjutan Astra, khususnya Astra untuk Indonesia Kreatif yang diharapkan dapat terus mendukung IKM Indonesia dalam mengembangkan usahanya.
Kontribusi YDBA dalam membina IKM merupakan bagian dari Community Development, aspirasi ke-9 dari Astra 2030 Sustainability Aspirations. Gita Tiffani Boer berharap kolaborasi yang melibatkan berbagai perusahaan tier 1 dan IKM ini dapat terus berlangsung dan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan tier 1 dan IKM di Indonesia. Direktur PT Astra International Tbk ini juga berharap kegiatan ini dapat terus mendukung tumbuhnya industri komponen otomotif di Indonesia.
Sekilas Tentang YDBA
YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980 dengan filosofi
‘Berikan Kail Bukan Ikan’. YDBA didirikan sebagai komitmen Astra untuk berperan serta aktif dalam membangun bangsa, seperti yang diamanatkan dalam butir pertama filosofi Astra, Catur Dharma, yaitu
“Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.
Sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa, YDBA juga terus berupaya mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global.
Sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi UMKM yang juga turut menciptakan lapangan pekerjaan.
Hal tersebut sejalan dengan Sustainabiliy Development Goals (SDGs) yang saat ini menjadi perhatian
bersama, salah satunya pada goal no. 8, yaitu mempersiapkan pekerjaan layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan fokus pada pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur, baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang tidak terkait, bengkel umum roda empat dan roda dua, kerajinan & kuliner serta pertanian. Berlandaskan Operating Values-nya, yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan
kepada UMKM untuk naik kelas dan mencapai kemandiriannya.
Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan melalui 13 cabang YDBA yang
disebut dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Kedua
belas LPB YDBA tersebar di Cakung, Jakarta Timur; Banyuwangi, Jawa Timur; Yogyakarta, DIY; Klaten, Solo,
Tegal, Banyumas, Jawa Tengah; Tarikolot dan Puncak Dua, Jawa Barat; Sangatta, Paser, Bontang,
Kalimantan Timur dan Manggarat Barat NTT. YDBA juga memiliki project pengembangan Jahe Merah di
Lebak, Banten.
Hingga Desember 2021, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 12.006 UMKM di bidang Manufaktur, Bengkel, Kerajinan & Kuliner serta Pertanian. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 71.522 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya. (Sbs/Agustin)
Comments are closed.