RS Hasan Sadikin Lakukan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam, Satunya Meninggal

35

Bandung, SatuBanten – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dengan nama Hasan dan Husein yang berusia 13 bulan asal Subangarat, namun salah satu bayi yaitu Hasan meninggal dunia akibat tidak mampu melewati masa kritis usai operasi.

Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS dr Dikky Drajat mengatakan, pemisahan bayi kembar siam Hasan dan Husein ini melibatkan 90 anggota tim terdiri dari tim multidisiplin, bedah, anastesi, tim penunjang dan 30 orang di antaranya merupakan dokter.

“Hasan-Husein merupakan bayi kembar siam yang ke-27 dan pasien ke 13 menjalani tindakan operasi kembar siam,” kata Dikky dalam konferensi pers di RSHS Bandung, Rabu (25/10/2023).

Ia menjelaskan setelah melewati operasi pemisahan, kedua bayi tersebut akan mengalami fase kritis selama dua hari dan tim dokter sudah mengetahui kemungkinan terburuk apabila melakukan tindakan pemisahan.

“Setelah tindakan pemisahan memang terdapat kondisi yang belum stabil, kemudian masa kritis itu sudah kami sadari, akan kemungkinan risiko bahkan paling berat sekali pun,” kata Dikky.

Dikky menuturkan pada hari Selasa (24/7) akhirnya bayi Hasan meninggal dunia karena tidak mampu melewati masa kritisnya.

“Pasien harus mempunyai kemampuan adaptasi di lingkungan baru. Setelah operasi masa kritis harus dilewati, ternyata pada satu pasien kembar siam (Hasan) mengalami sesuatu hal risiko yang kita duga,” katanya.

Sementara itu untuk bayi Husein, kata dia, telah mengalami kemajuan, namun masih dalam kondisi yang kritis.

“Masa kritis belum terlewati, progres melewati kemajuan. Pasien bangun dengan mata terbuka, kita ajak respon dan mudah-mudahan dalam waktu dekat akan membaik,” katanya.

Direktur Utama RS Hasan Sadikin Bandung dr Jimmy Panelewen mengapresiasi kinerja dari seluruh tim dokter pemisahan bayi kembar siam, Hasan dan Husein, karena telah berjuang dalam operasi tindakan tersebut.

“Saya sangat bangga dengan tim penanganan pasien-pasien dengan kembar siam yang kemudian bisa memberikan sesuatu terhadap masyarakat, terutama masyarakat Jawa Barat,” katanya.

Jimmy menuturkan tidak banyak rumah sakit di Indonesia yang mampu untuk menangani kasus pasien kembar siam. Namun dengan kesigapan tim dokter RS Hasan Sadikin menunjukkan keberhasilan dalam menangani kasus tersebut dalam 10 tahun terakhir ini.

“RS Hasan Sadikin sudah ada pada tingkat yang betul-betul sangat memadai untuk bisa melakukan penanganan-penanganan yang mungkin bagi rumah sakit lain itu masih menjadi keragu-raguan untuk melaksanakan tindakan,” kata Jimmy. (***)

Comments are closed.