Ciboleger, SatuBanten – Petani masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mulai melakukan panen padi huma yang dikembangkan di lahan darat sehingga dapat memenuhi ketahanan pangan di daerah tersebut.
“Kami baru selesai panen padi huma bersama warga,” kata Jaro Saija (45), selaku kepala pemerintahan Baduy Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Jumat, 24 Maret 2023.
Jaro Saija memanen padi huma di tanah beliau yang berada di Desa Bojong Menteng Kecamatan Leuwidamar karena areal pertanian di tanah adat relatif terbatas.
Masyarakat Baduy kini mengembangkan tanaman padi huma di lahan-lahan milik warga luar maupun sewa tanah milik orang lain serta memanfaatkan tanah Perhutani.
Selama ini, masyarakat Baduy belum pernah terjadi ancaman kelaparan maupun kerawanan pangan.
Sebab, hasil produksi beras dari bercocok tanam padi huma di ladang melimpah dan surplus.
Selain itu juga hasil panen padi huma tersebut tidak dijual, melainkan disimpan di lumbung pangan atau rumah leuit.
“Kami berharap panen padi huma bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga,” katanya.
Begitu juga Sarta (50) seorang petani Baduy warga Kadu Ketug Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengaku panen padi huma tahun ini cukup bagus karena didukung curah hujan.
Kemungkinan panen padi huma bisa mencapai 20 karung dan bisa memenuhi kebutuhan pangan selama setahun.
“Kami selain menanam padi huma juga menanam budi daya umbi-umbian, pisang dan kencur,” katanya.
Saat ini, jumlah lumbung pangan tercatat 405 lumbung dan setiap lumbung dapat menampung gabah antara empat sampai lima ton.
Disamping itu juga masyarakat Baduy menerima program beras untuk masyarakat miskin atau raskin.
Karena itu, masyarakat Baduy yang berpenduduk sekitar 13.000 jiwa terpenuhi ketersedian pangan.
“Kami terus mengembangkan bercocok tanam padi huma untuk mempertahankan kemandirian pangan. Penanaman padi huma itu dilakukan setiap setahun sekali dengan masa panen selama enam bulan,” katanya.
Ia menyebutkan, kawasan masyarakat Baduy yang tinggal di tanah hak ulayat seluas 5.100 hektar dan di antaranya 3.000 hektar hutan lindung yang tidak bisa dilakukan pertanian.
Masyarakat Baduy hanya bisa menggarap pertanian seluas 2.100 hektar dan perlu adanya penambahan lahan pertanian itu. (**)
Comments are closed.