Pandeglang, Satubanten – Pasca krisis kesehatan atau covid 19 melanda negara Indonesia, tidak terkecuali berdampak pada beberapa UMKM di kabupaten Pandeglang provinsi Banten. Ditambah lagi saat ini kemarau panjang dampak dari el nino, sehingga di beberapa daerah yang ada di Kabupaten Pandeglang terjadi krisis air bersih dan lahan pertanian tidak bisa ditami, karena tidak ada air atau kering.
Hal ini pula yang menyebabkan kurangnya pendapatan atau hampir tidak ada penghasilan dari sawah maupun kebun. Dampak dari itu semua dirasakan oleh salah satu pengusaha tahu rumahan bernama Anto yang berlokasi di Desa Jiput, dimana produksi tahunya menurun drastis dari biasannya, tutur dia saat ditemui pada Sabtu (21 Oktober 2023).
“Beberapa tahun lalu, sekali produksi bisa menghabiskan sekitar 150 kg hingga 200 kilogram kacang kedelai untuk membuat tahu, namun sekarang dapat 100 kg aja sudah syukur,” terangnya.
Masih dikatakan Anto, ini mungkin akibat perekonomian belum pulih benar dan ditambah musim paceklik akibat kemarau panjang.
“Kalau pasokan atau pengiriman masih tetap, dari mulai Cadasari Kabupaten Pandeglang hingga daerah Teneng Kabupaten Serang, tapi yang pesan biasanya satu lapak 10 kg tahu, sekarang paling 5 kilogram aja”, ujarnya.
Berharap perekonomian segera cepat pulih kembali dan para petani maupun nelayan bisa bisa mendapatkan panen atau penghasilan berlimpah, pungkasnya. (***)
Comments are closed.