Kolaborasi IGI Kota Serang – Komunitas GP SMA/SMK/SKH Provinsi Banten Gandeng Pembicara dari Dua Negara
Satubanten.com- Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Serang dan Komunitas Guru Penggerak SMA/SMK/SKH Provinsi Banten bersinergi menggabungkan dua webinar yang biasa diselenggarakan. Selam aini IGI Kota Serang mengelola webinar nasional dengan nama Digdakser (Diskusi Guru Daring Kota Serang) sedangkan Komunitas GP mengelola webinar Jawara (Jumat Webinar Bersama). Kali ini kedua webinar digabung dengan nama Webinar Internasional Jawara-Digdakser. Webinar diselenggarakan pada hari Jumat (18/04/25) melalui Platform Zoom Cloud Meetings.
Tidak tanggung-tanggung, narasumber yang dihadirkan pun berasal dari dua negara yang berbeda. Mereka adalah Sonny Rohimat yang merupakan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Serang dan Adzhar Ladja Amilhasan yang merupakan President of Filipino Students Community Indonesia (FSCI). Webinar dipandu oleh Sukardiyono, guru penggerak angkatan 10 yang bertugas sebagai guru SMK Negeri 8 Kota Serang, serta dibuka oleh Rini Setyaningsih yang merupakan Sekretaris Komunitas GP SMA/SMK/SKH Provinsi Banten. Adapun yang bertindak sebagai Keynote Speaker adalah Dr. Anis Zohriah yang merupakan dosen Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
“Kami dari Komunitas Guru Penggerak Provinsi Banten, bersama dengan IGI Kota Serang, memiliki keyakinan yang kuat bahwa guru penggerak dan seluruh tenaga pendidik di Indonesia adalah agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing global,” ujar Rini Setyaningsih dalam sambutannya. Rini juga menyampaikan bahwa webinar ini adalah salah satu wujud komitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan diri dan kolaborasi antar sesama pendidik.
Dalam pemaparannya, Anis menuturkan bahwa setiap negara memiliki sistem pendidikan tersendiri termasuk Indonesia dan Filipina. Hal ini menjadikan sistem pendidikan suatu negara mungkin memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut menjadi latar belakang untuk melakukan kerja sama.
“Ke depannya, kolaborasi seperti ini bisa terus dikembangkan dengan komunitas-komunitas dari negara lain, terutama yang bergerak di bidang Pendidikan. Jangan selesai hanya dengan satu kali webinar. Silakan kita lanjutkan dengan program-program lain, kalau bisa kita lakukan secara luring atau offline,” pungkas Anis.
Sonny Rohimat yang merupakan guru SMA Negeri 6 Kota Serang memaparkan tentang standar pengelolaan pendidikan dasar dan menengah yang berlaku di Indonesia. Pemaparan didasarkan pada peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan serta peraturan menteri pendidikan tentang standar pengelolaan pendidikan.
“Yang menarik adalah, regulasi kita membuka peluang adanya kerja sama satuan pendidikan asing dengan satuan pendidikan negara Indonesia. Adapun tujuan dari kerja sama tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas jaringan kemitraan, serta menyelenggarakan satuan pendidikan bertaraf internasional atau berbasis keunggulan lokal,” kata Sonny dalam paparannya.
Narasumber berikutnya, Adzhar Ladja Amilhasan, memaparkan tentang gambaran sistem pendidikan di Filipina. Secara umum, jenjang pendidikan dasar di Filipina terdiri dari taman kanak-kanak (Kindergarten) selama satu tahun, sekolah dasar selama enam tahun, sekolah menengah pertama selama empat tahun, dan sekolah menengah atas selama dua tahun. Pendidikan dasar dikelola oleh lembaga pemerintah yang bernama the Department of Education (DepEd).
“Selain itu, di kami juga ada Technical-Vocational Education yang dikelola oleh the Technical Education and Skills Development Authority (TESDA),” papar Adzhar yang didampingi Sallima Sappayani yang juga mahasiswa doctoral di UIN Sultan Maulana Hasanuddin.
Webinar dihadiri oleh lebih dari seratus peserta yang merupakan para pendidik dan mahasiswa. Peserta juga bukan hanya dari Kota Serang melainkan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Secara umum para peserta mendapat manfaat berupa ilmu dan inspirasi yang luar biasa dari penyelenggaraan webinar tersebut.
“Materi dan narasumber webinarnya menarik, karena bisa menambah wawasan tentang kondisi pendidikan di luar Indonesia. Sebagai guru, kita bisa menerapkan kelebihan yang ada di negara lain untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas,” ujar Atsnah Isnu Wakhida dari SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang, Banten.
“Mengetahui tentang pendidikan di Filipina yang dapat diterapkn untuk pendidikan di Indonesia umumnya, khususnya di unit kerja kami,” tutur Wahyu Karjatiningrum dari MA Negeri 24 Jakarta.
Selain itu, para peserta juga memberikan dorongan moril kepada IGI Kota Serang dan Komunitas GP SMA/SMK/SKH Banten untuk terus berbagi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Umumnya peserta berharap bisa ditampilkan narasumber dari berbagai negara secara variatif agar semakin menambah referensi untuk perbaikan pendidikan di Indonesia.
“Selain itu, perlu juga kajian tentang pendidikan menghadirkan pakar dari kementrian yang melingkupi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi membahas muatan kurikulum baru yang sedang digagas menteri terbaru,” kata Membran Seprian dari SMA Negeri 6 Kota Serang.
Panitia penyelenggara menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang telah turut serta menyukseskan Webinar Jawara-Digdakser.
“In sya Allah nanti lanjutkan kolaborasinya. Alhamdulillah tahun ini IGI Kota Serang mendapat kepercayaan menjadi salah satu tuan rumah Temu Pendidik Nusantara XII. Mari kita bergabung di bulan Juni 2025 secara luring, untuk Kota Serang dan sekitarnya,” tutup Sukardiyono selaku moderator. (Sbs)
.
Comments are closed.