Ketum PPDI Bantah Ada Potongan Penghasilan Perangkat Desa di Pandeglang

27

Satubanten.com- Dengan adanya  aksi unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Teknologi Cabang Pandeglang di depan Kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada Kamis (25/05/2023).

Ketua Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Pandeglang,  Agus Muhamad Toha, S. Pd angkat bicara. Dalam pemotongan tersebut kepada perangkat desa sebagai anggota PPDI tidak ada paksaan.

“Menurut kesepakatan itu bukan potongan, tapi adalah iuran anggota PPDI, yang diambil dari Siltap dengan besaran tiap bulannya Rp 10 ribu tiap orang. dan itu hasil dari rapat pengurus yang tertuang dalam berita acara pada Tanggal 23 Februari 2022, dan itu sudah sesuai dengan AD/ART kami, dimana penentuan besaran iuran wajib anggota adalah hasil rapat pengurus. Dan saat ini jumlah anggota sebanyak 2.700 orang,” ujar Agus.

“Untuk itu tidak ada kaitannya dengan DPMPD, karena ini adalah organisasi, dan sebuah organisasi dapat bergerak dan berkembang yaitu salah satu faktor penyokongnya adalah materi terutama dari hasil iuran tadi,” terangnya.

Ia menyebutkan, iuran tersebut diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan PPDI adalah salah satunya dengan peningkatan SDM aparatur desa.

Sementara pihak BPR hanya menerima permohonan pengambilan iuran langsung dari PPDI yang kami lengkapi juga dengan surat kuasa pengurus kecamatan dan surat kuasa dari masing-masing personal perangkat desa.

“Jadi menurut saya isu itu sudah terlalu melebar yang notabene saya yakin setiap organisasi memiliki undang-undang tertinggi yaitu AD/ART, dan perlu kami sampaikan juga mengenai iuran, tidak semua perangkat desa dilakukan pengambilan iuran, ada beberapa kecamatan yang belum kami lakukan pengambilan iuran di antaranya Kecamatan Cimanuk dan Kecamatan Menes,” ucapnya.

“Dan saya berharap juga berita ini agar jangan lebih melebar lagi, karena ini adalah organisasi dan setiap organisasi punya aturan tersendiri untuk menggerakan dan membesarkan organisasi nya tersebut,” tutup Agus. (Sbs)

Comments are closed.