Aksi Cegah Stunting: Tim Pengmas Fakultas Farmasi UI Latih Ibu-Ibu Baduy Membuat Mie dan Bakso Sehat Bergizi Tinggi dari Bahan Lokal

170

Kanekes, SatuBanten – Kegiatan pemberdayaan wanita Suku Baduy dalam upaya pengolahan pangan sehat merupakan langkah yang sangat penting dalam upaya penanggulangan stunting di wilayah tersebut. Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan anak terhambat akibat kekurangan gizi yang berlangsung pada periode seribu hari pertama kehidupan, yaitu dari sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Dalam kegiatan ini, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) melalui hibah Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia 2023 Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada remaja wanita dan ibu-ibu Suku Baduy mengenai pentingnya memperhatikan asupan gizi dalam makanan mereka. Wanita dan ibu-ibu memiliki peran yang sangat penting dalam penanggulangan stunting, karena mereka berperan dalam memberikan makanan sehat kepada anak-anak dan keluarga mereka.

Edukasi yang diberikan meliputi informasi mengenai pentingnya nutrisi dalam makanan, termasuk makro dan mikronutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Mereka juga diberikan pengetahuan mengenai cara mengolah pangan sehat dan bergizi, dengan contoh pembuatan mie sehat dari bahan utama kacang hiris dan bakso sehat dari ikan tenggiri. Pilihan bahan makanan ini dipilih karena sesuai dengan kebiasaan masyarakat Baduy dan ketersediaan sumber daya alam di sekitar mereka. 

“Mie dan bakso ini sehat karena kaya akan serat, serta tidak mengandung bahan pengawet maupun pewarna buatan, dan juga bebas penyedap rasa seperti MSG. Terlebih lagi kacang hiris pada mie memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik karena bermanfaat dalam perkembangan janin dan dapat mencegah bayi lahir cacat. Begitu juga ikan tenggiri pada bakso mengandung asam lemak Omega-3 yang berguna untuk meningkatkan fungsi otak, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah”, ujar apt. Roshamur Cahyan Forestrania, M.Sc., Ph.D. selaku pemateri dan sekaligus ketua pengabdian Masyarakat FFUI.

Kegiatan ini yang diikuti kurang lebih 60 peserta ini diantara dihadiri pula oleh tim pengabdi Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si., yang merupakan ahli bahan alam UI; Prof. Dr. apt. Retno, M.Si yang merupakan pakar farmasi klinis; beserta civitas akademika FFUI lainnya termasuk mahasiswa S2 hingga S3 dan alumni Fakultas Farmasi UI. Selain itu, kegiatan ini juga berkolaborasi dengan Yayasan Yasmui yang merupakan komunitas yang telah lama bergerak dalam pembinaan dan pendampingan masyarakat di kawasan setempat. 

Selama kegiatan, terjadi dialog interaktif antara ibu-ibu Suku Baduy dan tim pengabdi, di mana mereka dapat bertanya tentang cara mengolah makanan sehat dan juga bertukar informasi mengenai tumbuhan lokal yang dapat dimanfaatkan dalam pengolahan makanan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang praktis dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kegiatan ini sangat disambut baik oleh ibu-ibu Suku Baduy, dan mereka terlihat antusias dalam mengikuti demo memasak dan pembuatan mie dan bakso sehat. Setelah kegiatan selesai, hasil masakan tersebut dibagikan kepada semua peserta untuk dinikmati bersama. Beberapa ibu bahkan berencana untuk mencoba memasak mie dan bakso sehat ini di rumah mereka sendiri.

“Alhamdulillah pelatihan ini sangat antusias diikuti oleh seluruh peserta yang menjadi fokus untuk meningkatkan pengetahuan seputar gizi makanan dan asupan yang sesuai untuk pertumbuhan,” ujar Forestrania.

Setelah sesi pelatihan ini selesai, sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap Suku Baduy, tim pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi UI memberikan bingkisan bahan pangan sehat kepada warga setempat. Bingkisan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi Suku Baduy serta mendorong pemanfaatan pangan sehat dan bernutrisi untuk keluarga.

Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan kepala desa suku Baduy luar (Jaroh) serta komunitas setempat dalam diskusi singkat setelah kegiatan. Mereka menyambut baik kegiatan ini dan meminta agar buku saku yang berisi informasi penting tentang nutrisi dan cara mengolah pangan sehat dapat diperbanyak dan disebarluaskan ke warga setempat.

Diharapkan melalui kegiatan pemberdayaan wanita Suku Baduy dalam pengolahan pangan sehat ini, dapat membantu mengurangi prevalensi stunting di wilayah tersebut. Anak-anak Suku Baduy, seperti anak-anak Indonesia lainnya, memiliki potensi yang sama dan berhak mendapatkan akses kepada makanan sehat yang diperlukan untuk tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. 

Sementara itu, Arif Kirdiat selaku Ketua YASMUI sekaligus Ketua Sahabat Relawan Indonesia yang lama berkecimpung dalam bidang pendampingan masyarakat Baduy mengatakan sangat menyambut baik kegiatan ini sebagai upaya peningkatan kapasitas bagi ibu-ibu di Baduy.

“Kami bersyukur dengan adanya pelatihan ini kiranya akan mampu memberikan ilmu baru dalam upaya menekan angka stunting serta memberikan pemahaman akan pentingnya asupan gizi bagi anak-anak mereka terasuk bagi keluarga mereka pada umumnya,” pungkas Arif.  (**)

Comments are closed.