Soal Hepatitis Misterius, Dewan Pertimbangan IDI Beri Tanggapan

145

Serang,Satubanten.com – Tidak hanya Indonesia seluruh Dunia tengah dihebohkan dengan penemuan jenis virus Hepatitis baru yang misterius.

Virus ini pertama ditemukan di Inggris dan saat ini sudah menyebar di 11 negara termasuk di Indonesia dan Singapura.

Hal tersebut membuat Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban memberikan penjelasan mengenai Hepatitis misterius ini.

“Hepatitis misterius pada anak-anak jadi bahasan hangat belakangan ini di seluruh dunia. Seratusan kasus dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal,” ujar pria yang akrab disapa Prof Zubairi dalam cuitannya di @profesorzubairi

Ia menjelaskan bahwa seluruh dunia saat ini sedang menyelidiki kasus ini dimana sebagian menemukan Adenovirus 41, sebagian ditemukan SARS-CoV2 (virus Corona), sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih ada kemungkinan dipicu oleh penyebab lain.

Ia juga memberikan informasi terkait Adenovirus“Apa itu Adenovirus? Virus umum yang sebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare. Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan Hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri,” terangnya.

Untuk mendiagnosis Hepatitis misterius ini, Zubairi menjelaskan bahwa sejauh ini belum ada tes yang dapat memastikan Hepatitis misterius ini. Dia hanya menjelaskan bahwa pasien harus negatif terhadap Hepatitis A-E, dengan kadar enzim transaksi Ade lebih dari 500 unit/liter.

“Belum ada tes yang memastikan. Tapi syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus Hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter,” papar Zubairi.

Ia juga menyampaikan saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rentang usia yang diidentifikasi terjangkit Hepatitis misterius sejauh ini mulai dari usia 1 bilan hingga 16 tahun.

“Menurut WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun,” ucapnya

Zubairi menjelaskan gejala yang dialami para pasien sementara ini adalah sebagian anak-anak mengalami gastrointestinal yang kemudian diikuti penyakit kuning. Dan hasil tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda peradangan hati yang parah, serta sebagian besar anak mengalami demam.

“Sebagian besar anak-anak ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam,” jelasnya.(Sb/Mhs)

Comments are closed.