Serang, Satubanten.com- Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten M Tranggono mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Banten fokus mengendalikan inflasi dan menjaga kinerja ekspor untuk menghadapi tantangan nasional dan global di tahun 2023. Mempertahankan industri untuk tetap beroperasi serta mempermudah investasi masuk turut menjadi strategi dalam menjaga kinerja perekonomian Provinsi Banten.
“Tantangan ke depan Provinsi Banten adalah bagaimana industri tetap bertahan dan beroperasi di Provinsi Banten,” ungkapnya saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 secara virtual dari Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten Jl. Raya Serang – Pandeglang Km. 7, Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Rabu (30/11/2022)
“Tahun 2022, investasi masuk ke Provinsi Banten melebihi target RPJMD Tahun 2022 atau di atas 100 persen,” tambahnya.
Dikatakan, penetapan Upah Minimum Provinsi(UMP) Banten Tahun 2023, salah satu tujuannya untuk memfasilitasi hubungan pengusaha dan buruh tetap terjaga.
M Tranggono juga optimis bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Banten akan baik. Pasalnya, LPE Provinsi Banten selalu di atas rata-rata LPE Nasional. Pemprov Banten berupaya memberikan pelayanan kepada industri yang sudah beroperasi serta mempermudah investasi yang masuk.
Dalam pengendalian inflasi, lanjutnya, Pemprov Banten melakukannya secara bersama-sama dari Kabupaten/Kota, Provinsi, hingga Nasional.
“Bapak Penjabat Gubernur Banten seringkali menyampaikan bahwa keberhasilan Kabupaten/Kota merupakan keberhasilan Provinsi. Keberhasilan Provinsi agregasi dari keberhasilan Kabupaten/Kota. Pemprov Banten merupakan fasilitator Pemerintah Kabupaten/Kota,” ungkap M Tranggono.
“Kekompakan dan kolaborasi Pemprov Banten dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terjalin dalam pengendalian inflasi,” tambahnya.
Dikatakan, saat ini Pemprov Banten fokus penanganan stunting. Salah satu langkahnya dengan asupan telur lewat gerakan makan telur. Saat ini, telur sebagai salah satu komoditi yang menyumbang inflasi.
“Nampaknya pola ini juga berpengaruh dengan harga telur sehingga berdampak pada inflasi.
Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Gunawan dalam sambutan pembuka mengungkapkan tantangan 2023 semakin berat, perlu memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan perekonomian ke depan.
Dikatakan, dalam menghadapi tantangan perekonomian global, Pemprov Banten memiliki komitmen daerah yang semakin tinggi, kinerja ekspor Provinsi Banten semakin kuat, serta implementasi dan inovasi Pemda dalam penggunaan QRIS.
Untuk menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten, Gunawan merekomendasikan optimalisasi belanja daerah untuk percepatan ekonomi; pengendalian inflasi; dukungan percepatan pemulihan ekonomi, pengembangan ekonomi syariah, inklusi keuangan; serta, mendorong ekonomi prioritas dan ekonomi digital.
Menurutnya, di sisi produksi atau lapangan kerja, industri manufaktur masih menjadi tulang punggung perekonomian Provinsi Banten serta menopang kinerja ekspor. Pemprov Banten juga perlu mewaspadai kondisi global yang berpengaruh terhadap kinerja ekspor. Sementara di sisi belanja, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten. Pengendalian inflasi menjadi langkah penting
“Ke depan, kami optimis perekonomian Provinsi Banten masih akan tetap tumbuh. Struktur perekonomian Provinsi Banten masih ditopang oleh industri manufaktur, sangat terpengaruh oleh pergerakan pasar ekspor itu yang perlu kita jaga. Upaya Pemprov Banten dalam mendukung perkembangann kawasan selatan, pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang juga akan menopang masuknya investasi,” ungkap Gunawan.
Dikatakan investasi masuk masih menjadi mesin pertumbuhan (engine of growth) perekonomian. Provinsi Banten memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Selain manufaktur, sektor jasa, pertanian, perdagangan juga punya. Modal yang sangat beragam bagi Provinsi Banten untuk tetap positif di depan.
“Investasi yang tinggi ditopang oleh sektor lain yakni sektor pertanian. Karena ini erat kaitannya dengan upaya untuk mengendalikan inflasi khususnya menjaga ketahanan pangan,” ungkap Gunawan.
Diharapkan, sinergitas dan inovasi semakin diperkuat seiring dengan Peluncuran TPID Jawara. Tim Pengendalian Inflasi Daerah ini sebagai salah satu upaya sinergitas bersama untuk mengendalikan inflasi dengan baik sehingga tidak menggerus kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat.
“Pertumbuhan ekonomi tinggi menjadi tidak berarti kalau inflasinya juga tinggi. Karena secara riil akan kecil. Ini yang perlu kita jaga bersama,” jelasnya.
Dikatakan, kalau inflasi terkendali dan daya beli masyarakat terjaga, meski perekonomian global bergejolak diharapkan beban ekonomi Provinsi Banten tidak terpengaruh karena ada penompang yang sangat kuat di konsumsi rumah tangga dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Comments are closed.