IUCN Dan Huawei Dorong Penggunaan Teknologi Yang Lebih Luas Demi Melestarikan Alam

173

Tiongkok,Satubanten.com – International Union for Conservation of Nature (IUCN), Huawei, dan mitra-mitra proyek konservasi hari ini mendorong dunia agar mengembangkan dan menggunakan teknologi baru yang melestarikan bumi secara lebih baik.

Kedua mitra menggelar konferensi virtual “Tech for a Better Planet”. Konferensi ini memperlihatkan bagaimana teknologi mampu meningkatkan konservasi lingkungan hidup secara lebih baik. Di sisi lain, ajang ini juga melansir teknologi digital baru yang akan mendukung pelestarian alam.

Respons atas ancaman lingkungan hidup telah meningkatkan kesadaran publik bahwa teknologi mampu membuat perbedaan besar dalam pelestarian alam.

“Kami meyakini, teknologi digital adalah pendukung penting dalam pelestarian alam,” ujar Tao Jingwen, anggota Dewan Direktur, dan Director, Corporate Sustainable Development Committee, Huawei. “Segenap lapisan masyarakat harus bersatu dalam lingkungan pasar yang terbuka dan kolaboratif. Tujuannya adalah menerapkan inovasi teknologi di berbagai industri, dan mengubah teknologi baru menjadi solusi dan layanan yang ikut membangun planet hijau.”
Huawei meningkatkan pembangunan hijau di berbagai industri lewat inovasi TIK menuju dunia dengan emisi nol karbon (zero-carbon). Dari sisi suplai energi, Huawei telah mengintegrasikan elektronika daya dan teknologi digital guna mempercepat perkembangan energi terbarukan. Dalam hal konsumsi energi, Huawei akan terus berinovasi dalam teknologi hemat energi, serta selalu meningkatkan efisiensi energi pada infrastruktur TIK. Kedua langkah ini akan menghemat energi dan menurunkan emisi di berbagai industri.

Huawei juga telah menjalin kemitraan jangka panjang yang meningkatkan pelestarian alam. Kemitraan ini bertujuan mengembangkan solusi teknologi yang mampu mempelajari lingkungan hidup secara lebih baik, serta menghasilkan sejumlah langkah yang lebih efektif untuk melindungi keanekaragaman hayati di berbagai ekosistem. Pada 2020, IUCN dan Huawei melansir proyek global Tech4Nature. Sejak itu, kedua pihak juga merintis proyek percontohan berdasarkan “IUCN Green List Standard” di Swiss, Spanyol, Tiongkok, Meksiko, dan Mauritius.

Di lepas pantai Mauritius, IUCN, Huawei, dan Ecomode Society memanfaatkan sistem bawah laut pertama di Samudra Hindia Barat. Sistem ini memantau ekosistem terumbu karang secara seketika (real time). Tujuan proyek ini adalah merestorasi ekosistem terumbu karang yang mendapat ancaman serius. Restorasi ini dilakukan dengan membudidayakan terumbu karang di tempat penangkaran, menanam terumbu karang tersebut, serta memonitor pertumbuhan, kondisi air, dan sejumlah ancaman seperti alga. Solusi ini terdiri atas kamera bawah laut dengan lensa khusus, sensor, dan jaringan 4G yang membawa data, serta kecerdasan buatan (AI) yang menafsirkan temuan riset. Hingga kini, hampir 10.000 terumbu karang telah ditanam di bagian terumbu karang yang telah rusak, dan sebanyak 25.000 terumbu karang akan ditanam pada akhir 2022.

“Kemitraan IUCN-Huawei dalam proyek Tech4Nature menjadi contoh proyek inovatif yang terjalin di sektor konservasi alam dan TIK. Lewat kolaborasi ini, potensi transformatif dari pemanfaatan teknologi digital terwujud di wilayah konservasi lingkungan hidup,” jelas Stewart Maginnis, Deputy Director General – Programme, IUCN.

IUCN mengutamakan kombinasi “Teknologi, Data, dan Inovasi” demi mencapai target-target ambisius dalam “IUCN Nature 2030 Programme”. IUCN juga meyakini, inovasi data sensing, big data, machine learning, dan AI secara signifikan meningkatkan wawasan dan analisis tentang wilayah terdampak, seperti tanah, air, laut, dan iklim. Dengan demikian, pemangku kepentingan dapat mengambil langkah konservasi alam berdasarkan data, serta memiliki sistem pemantauan spesies dan ekosistem

Di konferensi ini, para pakar dan ahli konservasi di sektor lingkungan hidup dan sains, termasuk Ecomode Society, WWF Italy, Berlevåg jeger og fiskeforening, Shan Shui Nature Conservation Center, serta Huawei Digital Energy Product Line, berbagi pandangan dan praktik global tentang perubahan iklim, dan konservasi sumber daya alam.

Comments are closed.