Satubanten.com- Keputusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 berbuntut panjang. Tak hanya menghentikan impian timnas Indonesia berlaga, batalnya Piala Dunia U-20 juga memunculkan kerugian bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi (parekraf).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menaksir nilai kerugian akibat pembatalan Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 mencapai Rp3,7 triliun.
“Dampaknya [kerugian] itu mencapai Rp3,7 triliun, itu minimum, dan ini kerugian yang sangat besar,” ungkap Sandiaga Uno
Sandi mengatakan kerugian tersebut merujuk pembiayaan mulai dari renovasi seluruh stadion yang akan digunakan sebagai venue Piala Dunia U20 Indonesia senilai lebih dari Rp500 miliar.
Selain itu, proyeksi kunjungan wisatawan mancanegara yang diperkirakan mencapai lebih dari 50.000 orang. Selanjutnya, kerugian dari proyeksi pendapatan yang diperkirakan mencapai 2 juta orang pada setiap pertandingan.
Terdapat pula kerugian yang berdampak pada penurunan reputasi Indonesia di mata internasional. Padahal, Indonesia sudah membuktikan mampu mengemban tugas di berbagai acara dunia seperti G20.
Namun, di sisi lain Sandiaga Uno meyakini Indonesia dapat segera menyelenggarakan kegiatan lainnya agar bisa meminimalisasi kerugian tersebut.
“Jangan sampai reputasi kita yang sudah begitu sulitnya kita bangun ini terdampak. Tapi saya optimis kalau kita bekerja sama, ini dampak ya ini saya sangat kecewa sangat terpukul dibatalkannya, tapi kita harus tegak, berdiri tegak, tegar kita harus berikan semangat, cepat ‘move on’ untuk bisa mengganti kegiatan yang juga lebih bisa menopang agar kerugiannya tidak maksimal,” kata Sandi. (**)
Comments are closed.