Jakarta, – Pemegang saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menetapkan Imam Teguh Saptono sebagai Direktur Utama, menggantikan Hery Syafril. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (11/12/2024).
Sebagai informasi, Hery ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Muamalat pada RUPS Juni 2024, menggantikan Indra Falatehan. Hery tercatat sebagai Direktur Keuangan Bank Muamalat pada 2015-2022. Hery menjabat sebagai Direktur Bank Muamalat sejak diangkat pada RUPSLB pada 7 September 2015. Kemudian diangkat kembali pada RUPST 17 Mei 2019, dan RUPSLB 29 November 2022.
Dia mendapat keputusan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 21 Maret 2016. Mengutip situs resmi Muamalat, Hery saat ini masih dalam proses pengajuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (PKK) kepada OJK.
Lazimnya, setelah ditetapkan oleh pemegang saham, perusahaan akan mengajukan direksi terpilih kepada OJK untuk mengikuti uji PKK. Akan tetapi berselang enam bulan setelah keputusan tersebut, Hery masih berstatus belum mengikuti uji PKK tersebut.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan Bank Muamalat hingga berita ini diturunkan belum mengajukan Hery mengikuti uji PKK. “Dirut hasil RUPS yang lalu belum diajukan PKK ke OJK, jadi untuk Dirutnya ditetapkan direktur kepatuhan sebagai Plt Dirut,” katanya, kamis (12/12/2024).
Dian menjelaskan lebih lanjut, seseorang tidak boleh memimpin bank sebelum lulus uji PKK dari OJK. Oleh karena itu Direktur Utama saat ini yang ditunjuk dalam RUPS Juni 2024 hanya pejabat sementara.
“Ya kan Pj saja, hanya acting, tidak perlu diajukan ke kita juga, yang perlu diajukan kalau yang permanen,” kata Dian.
Sementara itu, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), pemegang saham mayoritas Bank Muamalat, menjelaskan bahwa pemegang saham menghendaki adanya sosok profesional yang bisa mengakselerasi bisnis Bank Muamalat.
Kepala BPKH, Fadlul Imansyah, mengatakan pergantian manajemen sebagai strategi jangka menengah dan jangka panjang BPKH dan BMI memperkokoh keberadaan bank di industri keuangan syariah di Indonesia.
Sementara itu, per September 2024 laba Bank Muamalat merosot 83,69% secara tahunan (yoy) menjadi Rp8,5 miliar. Laba bank anjlok seiring dengan pendapatan setelah distribusi bagi hasll yang turun 24,66% yoy menjadi Rp149,49 miliar. Kemudian kinerja bottom line bank juga tertekan oleh pendapatan berbasis komisi yang turun 26,54% yoy menjadi Rp504,75 miliar
Alhasil rasio profitabilitas bank pun memburuk. Tingkat pengembalian aset atau return on assets (ROA) bank turun dari 0,16% menjadi 0,03%. Lalu tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) anjlok dari 1,46% menjadi 0,25%. (**)
Comments are closed.