Oleh: Bagus Santiko Vidiarto/Mahasiswa/Universitas Pamulang
Satubanten.com- Organisasi adalah kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bisa juga antara indivudu berkomunikasi dengan individu atau kelompok dengan kelompok, dan individu dengan kelompok. Dalam organisasi pasti akan terjadi sebuah konflik atau kekerasan dan upaya untuk mencapai tujuan melalui kekuatan dan kekuasaan. Penyelesaian konflik dalam mencapai tujuan membutuhkan waktu melalui lobi dan negoisasi.
Lobi adalah kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Individu melakukan proses komunikasi dengan individu lain dalam menyelesaikan ketidaksepakatan, perselisihan, dan konflik perlu adanya dialog dan konsultasi melalui lobi dan negosiasi yang dapat memakan waktu. Dewasa ini lobi bukan lagi monopoli politik dan diplomasi, tetapi banyak pengusaha, selebritas, dan partai politik yang menggunakannya
untuk mencapai tujuan mereka. Lobi diimplementasikan sebagai pendekatan untuk pengembangan negosiasi tetapi negosiasi ini bisa terjadi jika pada saat melakukan lobi terjadi konflik. Dalam komunikasi bisnis, negosiasi adalah satu di antara proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada awalnya yang memiliki pemikiran yang berbeda hingga akhirnya dapat mencapai kesepakatan. (Jackman)
Istilah lobbying atau lobi dalam bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan kegiatan politik dan bisnis tetapi lobi-melobi tampaknya tidak terbatas pada kegiatan tersebut namun mulai dirasakan oleh manajer organisasi untuk menunjang kegiatan manajerialnya baik sebagai lembaga birokrat maupun lembaga usaha khususnya dalam pemberian pelayanan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melobi ialah melakukan pendekatan secara tidak resmi, sedangkan pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu
atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintah atau pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang.
Pengertian Lobi
Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu ataupun kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan pelobi. Lobi menggunakan pendekatan percakapan sebagai solusi. Pembicara dapat dipilih oleh individu, kelompok atau organisasi dan lembaga pemerintah. Lobi adalah proses komunikasi yang dipimpin oleh individu atau kelompok untuk memberikan kepemimpinan kepada organisasi lain dan individu dengan tanggung jawab yang signifikan terhadap organisasi dan pemerintah. Perusahaan dan bisnis selalu memberikan hak pribadi atau profesional mereka.
Menurut Anwar (1997), “definisi yang lebih luas dari lobi adalah salah satu pihak (individu, kelompok, swasta, pemerintah) yang secara khusus tertarik untuk menarik dukungan dari mereka yang dianggap memiliki pengaruh atau otoritas. Upaya informal dan persuasif yang telah membuat dan berhasil”. Sebagai pelobi menyatakan pendekatan yang kuat untuk pandangan ini, para pihak menyatakan alasan pertemuan dan tujuan negosiasi untuk mencapai kesepakatan baru.
Menurut Pramono (1997), “lobi yang menggunakan kiat untuk mempengaruhi orang dan membangun hubungan yang bermanfaat. Pola ini menekankan tekanan untuk membangun koalisi dengan organisasi lain yang memiliki tujuan dan minat yang berbeda untuk penyelenggaraan bersama. Ini juga digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang isu-isu kritis dan untuk mendekati pengaruh”.
Dalam lobbying harus memilih strategi yang tepat dan mendapatkan hasil yang di butuhkan. Ada berbagai jenis strategi bisnis untuk dipilih dalam melobi. Untuk komunikasi, kita perlu memilih solusi yang tepat dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Proses konsultasi ini harus diputuskan sebelum melanjutkan dengan proses konsultasi.
Karakteristik Lobi
1. Bersifat tidak resmi/informal dapat dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi yang disepakati.
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegursapa, atau dengan surat.
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih atau dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
4. Pelaku/aktor atau pihak yang melakukan lobi dapat beragam dan siapa saja yakni pihak yang bekepentingan dapat pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada objek lobi.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara.
6. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.
Etika Lobi
Lobi dan negosiasi mempunyai tujuan yang sama yaitu kegiatan yang menggunakan tehnik komunikasi untuk mencapat target tertentu. Dibandingkan dengan negosiasi yang merupakan suatu proses resmi atau formal, lobi merupakan suatu pendekatan informal.
Apakah lobi melanggar etika bisnis? Tentu tidak karena kegiatan lobi bisnis adalah kegiatan yang legal dan menjadi bagian dalam proses demokrasi serta kebebasan bisnis. Pelaku lobi bisa mengembangkan bisnisnya dan mengkomunikasikan maksud dan tujuannya ke pihak yang di lobi.
Fungsi Lobi
Lobi memiliki fungsi untuk melindungi berbagai kepentingan perusahaan atau individu, membuka komunikasi, memperlancar upaya kerjasama serta meningkatkan sinergi dengan pihak lain. Pendekatan yang dilakukan dalam upaya lobi juga bermacam macam, mulai dari melakukan pendekatan dengan pengambil keputusan, melalui orang dekat atau lingkaran sang pengambil keputusan, serta melakukan pendekatan kemasyarakat maupun secara organisasional.
Lobi merupakan upaya persuasi, mengajak atau upaya untuk merubah persepsi sehingga pihak lawan mau mendengarkan dan mengakomodir kita. Faktor yang menentukan keberhasilan lobi diantaranya adalah seberapa dekat hubungan kita, seberapa luas networking yang kita miliki, seberapa besar pengaruh kita dan bagaimana upaya kita dalam meyakinkan lawan. Siapapun dapat melakukan lobi, dan keberhasilan dapat ditentukan dengan berbagai kesiapan dan upaya.
Teknik Lobi
Lobi dalam komunikasi bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan bukan melalui suatu kekuasaan tetapi melalui teknik komunikasi persuasif atau kegiatan saling meyakinkan satu sama lain dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pemegang bisnis dengan membuka komunikasi pada pihak lain yang bersangkutan dan memiliki wewenang dalam mengambil keputusan.
Oleh sebab itu, dalam melakukan lobi diperlukan teknik yang perlu di perhatikan. Berikut ini ada 5 teknik lobi dalam komunikasi bisnis:
1. Menentukan Lawan dan Kawan
Artinya bahwa sebelum melakukan lobi terhadap pihak yang bersangkutan atau pihak pembuat keputusan, harus mengetahui dan menentukan terlebih dahulu mana pihak yang menjadi lawan anda maupun pihak mana yang menjadi kawan anda.
2. Menetapkan Tujuan
Hal ini dimaksudkan agar lobi yang dilakukan tidak hanya sekedar omong kosong, tetapi jelas dan terarah karena memiliki tujuan yang jelas pula. Tujuan yang telah ditetapkan tersebut yang menjadi patokan anda dalam upaya mencapai keberhasilan lobbying yang dilakukan.
3. Membentuk Koalisi
Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan rasa kurang percaya oleh pihak lawan pada apa yang disampaikan.
4. Mengembangkan Kasus
Dalam melakukan lobi dengan pihak yang pengambil keputusan, pasti terdapat topik pembicaraan atau kasus yang didiskusikan. Oleh sebab itu mengembangkan kasus menjadi penting sebagai salah satu teknik lobbying dalam komunikasi bisnis.
5. Memperhitungkan Media
Perlu memperbesar situasi media dan juga menyusun rancangan penekan media sebaik mungkin dalam melakukan lobi dengan pihak yang bersangkutan. Hal ini juga dikaitkan dengan besarnya penggunaan media sosial dalam komunikasi bisnis yang disebabkan karena adanya perubahan zaman yang semakin maju dan modern. (Sbs)
Comments are closed.